31 Desember 2007

A "New Year" Has Come...

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

‘Sebuah Penantian’ mungkin, jika para anak muda di Surabaya malam ini uda banyak yang mempersiapkan segala hal yang berhubungan ‘ama yang namanya tahun baru. Seperti halnya membeli terompet, kembang api, petasan, topi tahun baru, de el el…

Tapi kenapa mereka tuh ngak berpikir dikit apah ? Negara kita ini lagi diguncang ama yang namanya “bencana”. Dimana-mana uda banyak terjadi bencana silih berganti. Dan, ngak sedikit menelan korban jiwa. Kenapa mereka malah mengisinya ama selebrasi yang seharusnya bisa diganti ama sesuatu yang berguna dan bermanfaat.

Semisal, qtakan bisa melakukan renungan akhir tahun ato mungkin do’a bersama untuk para korban bencana. Bagiku itu lbih brarti ketimbang selebrasi yang ngak manfaat.

Moga ALLAH SWT. selalu melindungi negara kita, Indonesia dari bencana2 nya, dan selalu menjaga hati – hati qta agar tetap teguh di jalan kebenaran (Agama Islam) ini. Amin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

15 Juli 2007

Istilah-Istilah dalam Ilmu Hadits

Oleh maman_herry
Monday, 24 July 2006

Untuk memudahkan ikhwah dalam mengikuti kajian Bulughul Maram ini, ada baiknya kami berikan sedikit pemahaman mengenai istilah-istilah dalam ilmu hadits dan ushul fiqih.

Semoga bermanfaat


1. Hadits, Atsar dan MatanAshal arti hadits ialah omongan, perkataan, ucapan dan sebangsanya. Ghalibnya terpakai untuk perkataan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Jika disebut hadits Nabi, maka maksudnya ialah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam. Terkadang disebut hadits Anas, umpamanya, maka maksudnya ialah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Anas. Sering juga dikatakan Hadits Bukhari, umpamanya, maka maksudnya ialah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitabnya.
Lafazh hadits yang diucapkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dinamakan matan hadits atau isi hadits.
Atsar ialah perkataan sahabat sebagaimana hadits perkataan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Terkadang omongan dari sahabat dikatakan riwayat.

2. Gambaran sanadSabda Nabi shallallahu alaihi wasallam didengar oleh sahabat (seorang atau lebih), kemudian mereka (sahabat) sampaikan kepada tabi’in (seorang atau lebih). Kemudian tabi’in sampaikan kepada orang2 generasi berikutnya. Demikianlah seterusnya, hingga dicatat hadits-hadits tersebut oleh Imam-Imam ahli hadits, seperti Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan lain-lain.
Ketika meriwayatkan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, Bukhari (misalnya) berkata bahwa hadits ini disampaikan kepada saya melalui seseorang, namanya A. Dan A berkata, disampaikan kepada saya dari B. B berkata, disampaikan kepada saya dari C, dan seterusnya sampai G (misalnya). G berkata bahwa diucapkan kepada saya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Menurut contoh ini, antara Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Bukhari ada 7 orang (A - G). Adapun dalam sebuah sanad, tidak selalu ada 7 orang perantara. Bisa kurang dan bias lebih.

3. Rawi, Sanad dan MudawwinTiap-tiap orang dari A sampai G yang tersebut pada contoh diatas dinamakan Rawi, yakni yang meriwayatkan hadits. Adapun kumpulan rawi-rawi tersebut dinamakan Sanad, yakni sandaran, jembatan, titian, atau jalan yang menyampaikan sesuatu hadits kepada kita. Sanad terkadang disebut juga isnad.
Mudawwin artinya pembuku, pencatat, pendaftar, yaitu orang alim yang mencatat/membukukan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, seperti : Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dll.



4. Shahabi (Shahabat) dan tabi’iG yang mendengar hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam seperti contoh nomor 2 tersebut adalah sahabi (sahabat), dan F yang mendengar hadits dari G dan tidak berjumpa dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam disebut tabi’i.

5. Awal dan akhir sanadMenurut para ahli hadits, ada awal dan akhir dalam sebuah sanad. Awal sanad adalah A dan akhir sanad adalah G. Jadi, orang yang memberitahu mudawwin (BUkhari, Muslim, dll) dinamakan awal sanad, dan G adalah akhir sanad.

6. Sifat-sifat RawiTiap-tiap orang dari rawi sebuah hadits haruslah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
  1. Bukan pendusta
  2. Tidak dituduh sebagai pendusta
  3. Tidak banyak salahnya
  4. Tidak kurang ketelitiannya
  5. Bukan fasiq
  6. Bukan orang yg banyak keraguan
  7. Bukan ahli bid’ah
  8. Kuat hafalannya
  9. Tidak sering menyalahi rawi-rawi yang kuat
  10. Terkenal
(Rawi yang terkenal adalah rawi yang dikenal oleh sedikitnya 2 orang ahli hadits di jamannya)

7. Bagaimana mengetahui sifat-sifat rawi?Setiap rawi hendaklah dikenal oleh sedikitnya 2 orang ahli hadits di zamannya masing-masing. Sifat masing-masing rawi pun hendaknya diterangkan oleh ahli hadits di masing-masing masanya.
Semua rawi-rawi hadits dari zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam hingga zamannya mudawwin dicatat oleh para Imam ahli hadits di zamannya masing-masing dan telah ada di kitab-kitab mereka dari zaman sahabi hingga zaman tabi’I dan dibawahnya. Tiap ulama ahli hadits di suatu masa telah mencatat tarikh lahir dan wafat para rawi tersebut untuk diketahui oleh orang-orang di bawah mereka. Tidak seorangpun dari rawi-rawi hadits yang terluput dari catatan para ulama hadits.
Rawi yang tidak ada catatannya dinamakan maj-hul (tidak terkenal). Rawi-rawi yang maj-hul tidak diterima hadits yang diriwayatkan oleh mereka.
Diantara kitab yang menerangkan tarikh para rawi adalah sebagai berikut :
  1. Tahdzibuttahdzib (Ibn Hajar) – 12.460 nama rawi
  2. Lisanul mizan (Ibn Hajar) – 15.343 nama rawi
  3. Mizanul I’tidal (Adzdzahabi) – 10.907 nama rawi
  4. Al-I shabah (Ibn Hajar) – 11.279 nama sahabat
  5. Usudul Ghobah (Ibn Al Atsir) – 7.500 nama sahabat
  6. Attarikhul khabir (Imam Bukhari) – 9.048 nama rawi
  7. Al Fihrist (Ibnun Nadim)
  8. Al Badruththoli’ (As Syaukani) – 441 nama rawi
  9. Al Jarh wa atta’dil (Ibn Abi Hatim) – 18.040 nama rawi
  10. Ad Durarul Kaminah (Ibn Hajar) – 5.320 nama rawi
  11. Dan lain-lain.

8. Marfu’
Satu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam oleh seorang rawi hingga sampai kepada ulama Mudawwin (BUkhari, muslim, dll) dinamakan hadits Marfu’, yaitu hadits yang riwayatnya sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Bila ada seorang ahli hadits mengatakan bahwa “hadits itu dirafa’kan oleh seorang sahabi”, misalnya Ibn Umar, maka maksudnya ialah Ibn Umar meriwayatkan hadits tersebut dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan bukan dari fatwanya sendiri.
Jika ada di kitab-kitab para ahli hadits “rafa’kan suatu hadits”, maka maksudnya untuk menunjukkan bahwa sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan bukan hanya sampai sahabat saja. Bila ada perkataan “tidak sah rafa’nya”, maka sanadnya hanya sampai kepada sahabat saja.
Kalimat “marfu’ gholibnya’ dipakai untuk hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Bila ada perkataan “Bukhari tarjihkan rafa’nya”, berarti hadits tersebut ada yg menganggap marfu’ dan ada yg anggap mauquf, namun anggapan yang kuat adalah marfu’.

9. MaushulHadits yang sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan tidak putus dinamakan maushul atau mut-tashilus-sanad, yaitu yang bersambung dan tidak putus sanadnya. Perkataan maushul ini juga dipakai buat sanad atau riwayat atau atsar sahabat atau tabi’in yang tidak putus. Apabila ulama berkata bahwa Tirmidzi washalkan hadits itu, artinya Tirmidzi bawakan bagi hadits itu atau bagi atsar itu sanad yang tidak putus.

10. MauqufFatwa sahabat atau anggapan sahabat sendiri yang diriwayatkan kepada kita, dinamakan mauquf, yaitu sanadnya terhenti di sahabat dan tidak sampai ke Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bila dalam satu perkataan yang dikatakan hadits, namun bila diperiksa sanadnya hanya terhenti sampai sahabat, maka dinamakan hadits mauquf.
Perkataan ulama misalnya bahwa hadits itu diwaqafkan oleh Tirmidzi, maka artinya bahwa Tirmidzi membawakan sanad yang hanya sampai kepada sahabat. Bila ada ulama yang mengatakan ‘mauqufnya lebih rajih’, maka artinya adalah hadits tersebut masih diperdebatkan sanadnya apakah ia marfu’ atau mauquf, namun yang lebih rajah (berat) adalah mauqufnya.

11. MursalApabila ada seorang tabi’I yang pastinya tidak bertemu Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata :”telah bersabda Nabi shallallahu alaihi wasallam…….”, maka apa yang diriwayatkan dinamakan hadits mursal, karena hadits tersebut dilangsungkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tanpa melalui perantara sahabat.

12. MudallasJika seorang perawi berkata bahwa ‘hadits ini dari si fulan’ atau ‘si fulan berkata’ atau ‘si fulan ucapkan’ dan lain-lain dengan tanpa kata ‘kepada saya’, maka perkataan-perkataan itu tidak menunjukkan dengan tegas bahwa si fulan telah menyampaikan kepadanya dengan langsung, karena bias jadi dengan perantaraan seseorang yang tidak dikenal/tidak terkenal. Hadits ini dinamakan hadits mudallas. Dan si perawi tersebut yang men-tadlis, dinamakan mudallis.

13. Maqthu’Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada tabi’I atau yang dibawahnya dinamakan hadis Maqthu (dibawah hadits marfu yang sanadnya sampai ke Nabi shallallahu alaihi wasallam dan hadits mauquf yang sanadnya sampai kepada sahabat)

14. Munqathi’ dan Mu’dhalDi dalam satu sanad, jika gugur nama seorang rawi, selain sahabat, atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan (maksudnya gugurnya dalam sebuah sanad berselang), maka sanad tersebut dinamakan munqathi’. Dan jika yang gugur adalah dua orang rawi yang berdekatan (tidak berselang / ditengah sanad), maka dinamakan Mu’dhal.

15. MudhtharibSebuah hadits yang dibawakan oleh seorang perawi dengan satu rangkaian/sanad, namun dia bawakan juga dengan sanad lain namun dengan makna yang berbeda. Atau dia bawakan sebuah hadits dengan satu sanad, namun dia bawakan juga hadits tersebut dengan sanad yang sama, namun dengan perubahan lafazh. Sehingga tidak dapat diputuskan mana yang harus digunakan. Ini adalah hadits mudhtharib, artinya guncang, lantaran tidak tetap.

16. MaqlubMaqlub artinya dibalik atau terbalik.
Misalnya, sebuah hadits berbunyi:”tangan dulu baru lutut”, sementara diriwayatkan oleh orang lain:”lutut dulu baru tangan”. Oleh karena terbaliknya di matan hadits, maka disebut maqlub fil matan.
Bila dalam sebuah sanad ditemukan nama misalnya Muhammad bin Ali, namun dalam hadits yang sama ditemukan nama Ali bin Muhammad, maka ini disebut maqlub fil sanad.

17. MudrajDiantara lafazh-lafazh hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, jika ditemukan terdapat tambahan-tambahan dengan maksud untuk menerangkan, tapi terbukti bukan berasal dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka tambahan ini dinamakan mudraj. Sementara pekerjaan menyelipkannya dinamakan idraj.
Idraj dalam matan disebut idraj fil matani. Idraj dalam sanad disebut idraj fil sanad.

18. Ma’lul, Mu’allal, Mu’talYaitu hadits yang terdapat didalamnya cacat yang tersembunyi. Namun bukan cacat2 biasa yang terdapat di point nomor 6 diatas, melainkan cacat yang hanya dapat dibuktikan dengan ketelitian dan tidak diketahui selain oleh orang yang sebenar-benar ahli hadits. Cacat tersebut dinamakan ‘illat, artinya penyakit.

19. Mu’allaqYaitu hadits yang diriwayatkan tanpa memakai sanad. Misalnya, “RAsulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda………” atau “Diriwayatkan dari Ibn Umar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam………” atau Bukhari meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam…….” Hadits mu’allaq ini kadang tidak disebut sanadnya oleh seorang ahli hadits karena hendak memperingkasnya, padahal sanadnya ada. Namun ada juga yang memang diriwayatkan begitu saja tanpa menggunakan sanad.

20. Maudhlu’ dan matrukHadits yang didalam sanadnya terdapat seorang pendusta dnamakan hadits maudhlu. Tau hadits yang dibuat oleh seseorang, namun dikatakan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Hadits yang didalam sanadnya terdapat seseorang yang dituduh sebagai pendusta dinamakan matruk. Orang yang tertuduh juga dikatakan matruk, artinya yang ditinggalkan/dibuang.

21. Syahid dan mutabi’Jika ada sebuah hadits, misalnya yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, namun ditemukan juga hadits lain yang maknanya sama namun diriwayatkan oleh sahabat yang lain, maka hadis ini dinamakan syahid (penyaksi). Namun bila ada sanad lain yang juga diriwayatkan oleh Ibn Abbas, maka hadits ini dinamakan mutabi’ (yang mengikuti/pengiring)

22. Mahfuzh dan syaadzJika diriwayatkan dua hadits shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam yang se-olah2 artinya berlawanan, maka yang lebih kuat dinamakan mahfuzh dan yang kurang kuat dinamakan syaadz.

23. Ma’ruf dan munkarJika diriwayatkan dua hadits lemah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam yang artinya berlawanan, maka yang lemah dinamakan ma’ruf, sementara yang lebih lemah lagi dinamakan munkar.

24. Mutawatir, Masyhur, ‘aziz dan gharibHadits mutawatir adalah hadits yang memiliki banyak sanadnya (lebih dari 3)
Hadits Masyhur adalah hadits yang memiliki se-kurang2nya 3 sanad
Hadits ‘aziz adalah hadits yang memiliki se-kurang2nya 2 sanad
Hadits Ahad adalah hadits yang memiliki hanya 1 sanad.

25. Hadits QudsiYaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak tercantum dalam Al-Quran. Diriwayatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam namun tidak dimasukkan dalam Al-Quran. Dalam hadits qudsi pun juga dikenal istilah shahih, dha’if dan lain-lain.

26. Dha’ifYaitu sebuah hadits yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat hadits shahih, juga hadits hasan. Hadits ini menjadi dha’if juga dikarenakan ketidaksesuaian yang terdapat didalam sanadnya.

27. Shahih dan hasanYaitu hadits yang seluruh rawi dalam sanadnya sudah memenuhi syarat seperti tercantum di point 6 diatas. Hadits shahih wajib digunakan sebagai dasar hukum dan amal. Beberapa hadits shahih walaupun kelihatan seperti bertentangan, namun bila diteliti akan ditemukan persamaanya, karena tidak mungkin ada 2 hadits shahih yang bertentangan. Dan, hadits shahih tidak mungkin bertentangan dengan Al-Quran. Kalau kita berfikir, bahwa sebuah hadits sanandnya shahih, mana mungkin matannya buruk?

28. Sifat rawi yang lemah Sebuah hadits tidak akan dianggap shahih bila didalam sanadnya terdapat seorang rawi yang lemah. Sifat2 lemah tersebut antara lain :
  1. Pendusta, pembohong
  2. pemalsu
  3. lembek
  4. jelek hafalannya/pelupa
  5. munafiq
  6. dan lain-lain

29. Musnad dan sunanSebuah kitab yang urutan penulisannya berdasarkan perawi, maka disebut kitab musnad. MIsalnya Kitab musnad Ahmad, maka sistematika penulisannya berdasarkan pasal perawi, misalnya Pasal Ibn Abbas, Pasal Ibn Umar, dst.
Sementara, kitab yang yang urutannya didasarkan pada fiqh, maka disebut kitab sunan. MIsalnya kitab sunan Abu dawud, maka sistematika penulisannya berdasarkan ilmu fiqh, misalnya thaharah, shalat, jinayah, dst.

30. Sunnah RAsulullah shallallahu alaihi wasallamYang dikatakan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam itu terdiri dari 3 perkara, yaitu :
  1. Sabdanya
  2. Perbuatannya
  3. Perbuatan atau perkataan orang lain yang dibiarkannya.
Inilah yang disebut qauluhu, fi’luhu dan wataqriruhu

09 Juli 2007

ORANG MUKMIN TERCIPTA PENUH COBA

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halaby

Terdapat riwayat yang shahih bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
bersabda :

"Artinya : Sesunguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan Mufattan
(penuh
cobaan), Tawwab (senang bertaubat), dan Nassaa' (suka lupa), (tetapi)
apabila diingatkan ia segera ingat". [Silsilah Hadits Shahih No. 2276].

Hadist ini merupakan hadits yang menjelaskan sifat-sifat orang mukmin,
sifat-sifat yang senantiasa lengket dan menyatu dengan diri mereka, tiada
pernah lepas hingga seolah-olah pakaian yang selalu menempel pada tubuh
mereka dan tidak pernah terjauhkan dari mereka.

Mufattan
Artinya : "Orang yang diuji (diberi cobaan) dan banyak ditimpa fitnah.
Maksudnya : (orang mukmin) adalah orang yang waktu demi waktu selalu diuji
oleh Allah dengan balaa' (bencana) dan dosa-dosa". [Faid-Qadir 5/491].

Dalam hal ini fitnah (cobaan) itu akan meningkatkan keimanannya,
memperkuat
keyakinannya dan akan mendorong semangatnya untuk terus menerus
berhubungan
dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebab dengan kelemahan dirinya, ia
menjadi
tahu betapa Maha Kuat dan Maha Perkasanya Allah, Rabb-nya.

Menurut sebuah riwayat dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim,
sesungguhnya
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Perumpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok yang lentur
diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan
kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya
datang. Sedangkan perumpamaan seorang munafik, ibarat sebatang pokok yang
kaku, tidak bergeming oleh terpaan apapun hingga (ketika) tumbang,
(tumbangnya) sekaligus". [Bukhari : Kitab Al-Mardha, Bab I, Hadist No.
5643,
Muslim No. 7023, 7024, 7025, 7026, 7027].

Ya, demikianlah sifat seorang mukmin dengan keimanannya yang benar, dengan
tauhidnya yang bersih dan dengan sikap iltizam (komitment)nya yang
sungguh-sungguh.

Tawaab Nasiyy
Artinya : "Orang yang bertaubat kemudian lupa, kemudian ingat, kemudian
bertaubat". [Faid-Al Qadir 5/491].

Seorang mukmin dengan taubatnya, berarti telah mewujudkan makna salah satu
sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu sifat yang terkandung dalam
nama-Nya
: Al-Ghaffar (Dzat yang Maha Pengampun). Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman.

"Artinya : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang
bertaubat, beriman dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang
benar".
[Thaha : 82].

Apabila Diingatkan, Ia Segera Ingat.

Artinya : "Bila diingatkan tentang ketaatan, ia segera bergegas melompat
kepadanya, bila diingatkan tentang kemaksiatan, ia segera bertaubat
daripadanya, bila diingatkan tentang kebenaran, ia segera melaksanakannya,
dan bila diingatkan tentang kesalahan ia segera menjauhi dan
meninggalkannya" .

Ia tidak sombong, tidak besar kepala, tidak congkak dan tidak tinggi hati,
tetapi ia rendah hati kepada saudara-saudaranya, lemah lembut kepada
sahabat-sahabatnya dan ramah tamah kepada teman-temannya, sebab ia tahu
inilah jalan Ahlul Haq (pengikut kebenaran) dan jalannya kaum mukminin
yang
shalihin.

Terhadap dirinya sendiri ia berbatin jujur serta berpenampilan luhur,
sedangkan terhadap orang lain ia berperasaan lembut dan berahlak mulia,
bersuri tauladan kepada insan teladan paling sempurna yaitu Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang telah diberi wasiat oleh Rabb-nya
dengan
firman-Nya :

"Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka .....". [Ali Imran : 159]

Inilah sifat seorang mukmin. Ini pula jalan hidup serta manhaj
perilakunya.

[Majalah Al-Ashalah edisi 15, Th III 15 Dzul Qa'dah 1415H]

Ilmu dalam islam

Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah

Bismillaahirrahmaanirrahiim



Pandangan Islam Terhadap Ilmu


Terpisahnya Ilmu Agama dan Ilmu Umum dewasa ini dengan mudah
dapat terlihat dari terpisahnya lembaga pendidikan agama dan
pendidikan umum. Di Indonesia misalnya kita mengenal Pondok
Pesantren atau PGA dan IAIN sebagai institusi yang mengajarkan
ilmu agama, sedangkan SD, SMP, SMA dan Universitas sebagai
institusi yang mengajarkan ilmu umum.

Islam sebetulnya tidak mengenal adanya pemisahan antara ilmu
agama dan ilmu umum, karena didalam Islam terdapat pola
hubungan dan peranan yang saling terkait antara keduanya.

Ilmu menurut Islam tidak dapat dipisahkan dari sumbernya.
Sumber ilmu tersebut adalah Al-'Alim (Maha Tahu) dan Al-Khabir
(Maha Teliti). Hal ini dijelaskan dalam Al-Quranul Karim pada
surat Al An'aam ayat 59: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan,
dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Karena sumber ilmu itu adalah Allah dan karena La-khaliqa-
illa-Allah, maka ilmu itu disampaikan kepada manusia melalui
dua jalur. Jalur pertama, disebut sebagai Atthariqah Ar-
rasmiah, yaitu jalur formal/resmi. Ilmu yang disampaikan
melalui jalur ini adalah ilmu formal sering disebut sebagai
revelation (wahyu). Karena ilmunya ilmu formal, maka
pembawanya juga merupakan pembawa formal yaitu Ar-rusul (
rasul). Objek dari ilmu formal ini disebut Al-ayat Alqauliyah
yang redaksinya juga formal (tidak ditambahi/dikurangi atau
dirobah). Tujuan dari ilmu formal ini adalah minhaj-ul hayah
(Pedoman Hidup). Dalam surat Al-Baqarah ayat 2 dijelaskan :
Kitab (Al-Quran) ini tiada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa. Karena sudah dijelaskan bahwa Al-Quran
itu tiada keraguan didalamnya, maka nilai kebenaran yang
dikandung oleh Al-Ayat-Alqauliyah ini adalah nilai
Al-haqiqat Al-mutlaqah (kebenaran mutlak).

Jalur kedua, disebut sebagai Atthariqah ghairu rasmiah (jalur
informal). Pada jalur ini ilmu itu disampaikan melalui ilham
(inspiration) secara langsung dan siapapun bisa mendapatkannya
sesuai dengan iradat-Allah. Objek dari ilmu informal ini
adalah Al-ayat Alkauniah dan tujuannya adalah wa sailul hayah
(perbaikan sarana hidup). Adapun nilai kebenaran ilmu yang
diperoleh pada jalur ini disebut sebagai Al-haqiqah
attajribiah (kebenaran eksperimental) atau empiris.

Walaupun jalur memperolehnya berbeda namun pada dasarnya
kedua jalur ini saling berkaitan satu dengan lainnya. Al-ayat
Alqauliyah merupakan isyarat ilmiah terhadap Al-ayat
Alkauniyah, sedangkan Al-ayat Alkauniyah merupakan Al-burhan
(memperkaya penjelasan) terhadap Al-ayat Alqauliyah. Kedua
jalur ini akhirnya bermuara pada kemaslahatan manusia.

Pada dasarnya Al-ayat-Alqauliyah yang tertera didalam Al-Quran
sekurang-kurangnya memiliki 3 macam isyarat. Pertama, disebut
isyarat ilmiah, yang memerlukan sikap ilmiah (riset) untuk
mendalaminya. Kedua, disebut isyarat ghaibiyah (gaib), yang
memerlukan sikap beriman untuk memahaminya. Dan ketiga,
disebut sebagai isyarat hukmiyah (hukum) yang memerlukan sikap
kesediaan untuk mengamalkannya. Kadang-kadang sering terjadi
kerancuan dalam bersikap terutama dalam menangkap ketiga jenis
isyarat tersebut. Misalnya isyarat hukmiyah ditanggapi secara
ilmiah, contohnya larangan memakan babi. Sering kita terjebak
dengan membuang-buang waktu untuk melakukan riset tentang babi
ini dalam kerangka membuktikan larangan Allah tersebut. Yang
jelas ada atau tidak ada hasil riset tentang babi itu larangan
memakan babi itu tetap adanya. Begitu juga isyarat ghaibiyah.
Walaupun sudah dijelaskan didalam Al-Quran bahwa tentang yang
ghaib ini pengetahuan manusia terbatas pada apa yang
disampaikan Allah didalam Al-Quran, tetapi masih ada orang
yang mencoba melakukan riset (me reka-reka) tentang isyarat
gahibiyah ini. Dan yang lebih parah lagi begitu banyaknya
isyarat ilmiah di dalam Al-Quran, namun sikap ilmiah dalam
memahami isyarat ini tidak muncul sehingga ummat Islam
tertinggal dalam memahami Al-ayat Alkauniyah.

Demikianlah salah satu topik pembicaraan yang disampaikan oleh
Bang Ihsan Tanjung tentang ilmu didalam Islam (yang terekam
oleh penulis) sewaktu beliau berada di Pittsburgh.

Jika ada kekurangan ataupun penambahan dari yang aslinya, maka
semua itu datang dari penulis sendiri.

Wabillahi taufiq wal-hidayah.

Wassalam,


(Chairil A. Said)

03 Februari 2007

Cerita Tentang "Honda Bebek" Pak Ustad

Di sebuah perkampungan yang padat dan relatif kumuh di sebuah kota metropolitan Indonesia , hiduplah bertetangga seorang pendeta dengan seorang ustad.
Sedemikian baiknya hubungan mereka, sehingga apapun
yang dimiliki oleh yang satu pasti akan dibaginya kepada yang lain.
Begitulah, suatu hari Pak Pendeta mendadak mendapat tugas untuk
melayani penguburan seorang anggota jemaatnya. Karena tempat yang hendak dituju relatif jauh dan tidak terjangkau oleh angkutan umum,
maka Pak Pendeta datang menjumpai Pak Ustad untuk meminjam sepeda motornya.
"Pak Ustad, bolehkah saya meminjam honda bebeknya barang satu-dua jam?" tanya Pak Pendeta.
"Oh, silakan, slakan, Pak Pendeta...." kata Pak Ustad dengan ramahnya sambil memberikan kunci kontak sepeda motor yang dimaksud.
Dan pergilah Pak Pendeta membawa sepeda motor itu ke tempat tugasnya.
Dua jam kemudian, Pak Pendeta pun telah kembali. Ketika itu musim penghujan, karena itu sepeda motor yang tadinya bersih kini telah berlepotan lumpur.
Dalam semangat hidup bertetangga yang baik, maka Pak Pendeta berniat untuk lebih dahulu membersihkan sepeda motor itu sebelum dikembalikan ke pemiliknya.
Sebagaimana layaknya kehidupan di perkampungan kumuh, maka air adalah barang yang sangat langka. Karena itu, untuk menghemat air, Pak Pendeta hanya memercik-mercikkan air di seantero sepeda motor itu dan mengelapnya. Cilakanya, tingkah-laku Pak Pendeta terlihat oleh Pak Ustad.
"Astaga! Sudah dibaptisnya pula honda bebekku menjadi satu agama dengan dia..." gerutu Pak Ustad di dalam hati.
Sementara itu, selesai membersihkan, Pak Pendeta pun mendorong sepeda motor itu ke rumah Pak Ustad. "Ini hondanya...Terimaka sih ya, Pak Ustad?!"
"Hmm, hmm... Letakkan sajalah di situ, Pak Pendeta," kata Pak Ustad dengan nada dingin. Ia menjadi begitu kecewa dan tidak berani lagi menyentuh sepeda motornya.
"Aduh, apakah yang harus saya lakukan sekarang?" pikir Pak Ustad
dengan masygulnya. "Tadi pagi motor ini masih satu agama dengan saya,
tapi kini di tangan Si Pendeta brengsek itu ia telah berubah
agama..." Pak Ustad berpikir keras untuk kembali "memenangkan" honda bebeknya.
"Oh, ada akal" Tiba-tiba Pak Ustad mendapat sebuah gagasan yang
cemerlang. Ia pergi ke gudang, mencari peti tempat menyimpan alat-
alat bertukang dan mengambil sebuah gergaji besi.
Mulailah Pak Ustad berjongkok di belakang sepeda motor itu.
Srek..srek.. srek...Ia menggergaji ujung knalpot "honda bebek"
tersebut. Tak lama kemudian, tentu saja, putuslah ujung knalpot ( Di Sunat lah si Honda tadi ).
tersebut. Pak Ustad tersenyum lebar. "Nah, kini honda bebek saya sudah kembali menjadi satu agama dengan saya..."
Regards,
From nice city of Medan

15 Januari 2007

Ukhti, bolehkah aku meminta fotomu...!!!

Ukhti,...sebelum tiba ke dalam gerbang pernikahan biasanya engkau akan mengalami ihwal melihat calon pasanganmu. Baik si dia maupun engkau masing-masing ingin tahu lebih banyak tentang calon yang akan menjadi pendamping hidupnya. Dan,..memang itu tidak salah bahkan islam menganjurkan agar calon suami ukhti melihat dirimu, karena agama kita ini adalah agama yang hanif yang tidak memuat kecurangan ataupun membuat rugi pemeluknya maka engkau akan melihat betapa sempurnanya dienmu ini.Bila masa itu tiba, dan engkau ingin dilihat olehnya, maka persiapkanlah dirimu dengan sebaik-baiknya biarkan ia melihatmu jangan engkau tutupi segala kekurangan yang ada padamu karena itu akan membawa penyesalan nantinya adapun kelebihan yang ada pada dirimu maka pertahankanlah, jadilah dirimu sendiri, inilah aku apa adanya, semoga engkau menjadi suka padaku karena Allah semata.

Tapi terkadang diantara engkau ya ukhti,.....dihadang pada suatu masalah ketika calonmu jauh darimu sehingga ia tidak bisa melihatmu secara langsung. Maka ia akan meminta foto dirimu. Agar bisa melihatmu dengan lebih dekat dan lebih pribadi. Atau terkadang diantara calon yang ingin melamarmu walaupun sudah melihatmu tapi masih juga menginginkan foto dirimu, maka apa yang akan engkau lakukan?? ketika calonmu mengatakan, Ya ukhti... bolehkah aku meminta fotomu??

Tunggu dulu jangan engkau beri jawaban, iya....karena dengan alasan ia ingin menikahimu maka engkau begitu mudah untuk memberikannya. Bagaimana kalau ia tidak jadi menikahimu?? bisakah engkau meminta fotomu kembali? apakah engkau yakin ia bisa menjaga amanah untuk tidak memperlihatkan fotomu kepada orang lain selain kedua orang tuanya? ah,..mungkin kau berfikiran....inikan hanya sebuah foto! masalah kecil...coba baca keterangan ulama tentang masalah ini agar hatimu tenang dan engkau tidak membuat kesalahan yang fatal.

Ukhti muslimah, sebelum aku menjelaskannya kepadamu,...maka wajib bagimu untuk mengetahui secara detail tentang hukum memandang ini (nazhar).Berangkat dari sebuah hadits mulia yang disampaikan oleh sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini, siapa lagi kalau bukan beliau Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wassalam bersabda:

“Jika salah seorang diantara kalian meminang seorang wanita sekiranya ia dapat melihat sesuatu darinya yang mampu menambah keinginan untuk menikahinya, maka hendaklah ia melihatnya”(HR. Ahmad dan Abu Daud dengan sanad hasan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari hadits Jabir Radhiyallahu anhu)

Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Mughirah bin Syu’bah bahwasanya ia melamar seorang wanita maka Rasulullah bersabda:

“Lihatlah ia karena itu lebih melekatkan kalian berdua”

Dan, diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya seorang pria melamar seorang wanita, lalu beliau bertanya, “Apakah engkau telah melihatnya?” ia berkata:”belum”. Beliau bersabda,”Pergilah dan lihatlah ia”.

Dari hadits-hadits diatas dapat kita fahami bahwa islam mensyariatkan calon suami untuk melihat wanita yang akan dinikahinya.Karena sungguh faidahnya yang besar yaitu akan membawa kepada kedekatan diantara kedua belah fihak. Masing-masing akan tahu kelebihan dan kekurangan calon pasangannya.

Tentang masalah memandang ini maka engkau akan dapati perbedaan pendapat dikalangan ulama. Menurut jumhur ulama, “Diperbolehkan bagi pelamar melihat wanita yang dilamarnya”,akan tetapi mereka tidak diperbolehkan melihat kecuali hanya sebatas wajah dan kedua telapak tangannya”. Sedangkan Al-Auza’i mengatakan:”Boleh melihat pada bagian-bagian yang dikehendaki, kecuali aurat”. Adapun Ibnu Hazm mengatakan:”Boleh melihat pada bagian depan dan belakang dari wanita yang hendak dilamarnya”. Bersumber dari Imam Ahmad, terdapat tiga riwayat mengenai hal lain.

pertama, seperti yang diungkapkan jumhur ulama

kedua, melihat apa-apa yang biasa terlihat

ketiga, melihatnya dalam keadaan tidak mengenakan tabir penutup (jilbab).

Jumhur ulama juga berpendapat: “Diperbolehkan melihatnya, jika ia menghendaki tanpa harus minta izin terlebih dahulu dari wanita yang hendak dilamarnya (secara sembunyi-sembunyi)”. Adapun menurut Imam Malik, dari sebuah riwayat bahwa beliau mensyaratkan adanya izin dari wanita tersebut.

Setelah engkau mengetahui dalil tentang hukum memandang (nazhar) yang akan dipinang maka kita kembali kemasalah diatas yaitu ketika ia berusaha untuk meminta foto dirimu, dengan berbagai alasan yang dia ungkapkan kepadamu agar engkau memberikannya. Ya,..mungkin hati kecilmu akan mengatakan hanya sebuah foto,...tidak apa-apa! mungkin engkau telah siap memasukkannya dalam sebuah amplop untuk diberikan kepadanya, foto terbaik yang ada padamu atau bila engkau sama sekali tidak memilikinya maka engkau mungkin akan beranjak pergi ke studio foto agar mereka bisa mengambil gambarmu...

Baiklah,..ukhti muslimah saudaraku fillah,...mari kita simak fatwa dari ulama kita tentang masalah ini,..sungguh aku berharap kepadamu setelah engkau mengetahuinya maka engkau aka berubah fikiran.Inilah jawaban beliau dari sebuah pertanyaan yang diajukan kepadanya (semoga Allah merahmatinya).Ada seorang lelaki yang bertanya kepada Syaikh Utsaimin,”Apakah aku boleh meminta foto wanita yang aku pinang untuk dilihat?”

Maka beliau menjawab: TIDAK BOLEH, karena beberapa sebab:

1. Kemungkinan foto tersebut akan disimpan oleh pelamar, meski ia tidak jadi menikah.

2. Foto tersebut tidak bisa mewakili keadaan orang yang sebenarnya, karena terkadang rupa yang bagus menjadi jelek atau sebaliknya (menjadi bagus) disebabkan foto.

3. Tidak pantas bagi seorangpun untuk memberikan peluang kepada orang lain mengambil foto salah satu anggota keluarganya, baik anak wanita, saudara wanita atau yang lain. Hal tersebut tidak boleh karena megandung fitnah. Boleh jadi foto tersebut jatuh ketangan orang-orang yang fasik, sehingga anak-anak wanita kita akan menjadi bahan tontonan. Jika ia berwajah cantik ia menjadi fitnah bagi banyak orang, namun jika ia berparas kurang rupawan maka ia akan menjadi bahan cercaan orang.(Fatwa Ibnu Utsaimin 20/810)

Jelaslah sudah nasehat yang disampaikan ulama kepada kita, semuanya untuk kemaslahatan kita, para muslimah agar terhindar dari fitnah. Karena itu, bila calonmu meminta fotomu maka kini engkau telah tahu jawabannya. Semoga engkau tidak tertipu oleh bujuk rayunya. Jadilah wanita mulia yang terhormat, Sungguh bila engkau perhatikan , hanya dienmu ini (islam) yang mengangkat derajatmu dan memuliakan dirimu. Semoga Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, para istrinya dan keluarganya dan sahabatnya hingga hari akhir.Wallahu ‘alam bish-shawwab.

Sumber rujukan:

1. Fiqh Wanita, hal :399-340, Syaikh Kamil Uwaidah, Pustaka Al-Kautsar,Jakarta, 1999M.

2. Fatwa-fatwa Muslimah,hal : 253-254,Darul Falah, Jakarta,200M

3.Fatawa Liz Jauzain, Hal:23-24, Media Hidayah, Jogjakarta,2003M.

11 Januari 2007

Pesan 'tuk Kaum HAWA

SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA

1.Untuk membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan.

2.Untuk mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.

3.Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan.

4.Untuk mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.

5.Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, Dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.

6.Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati anda Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda membutuhkan pertolongan, Akan senantiasa ada tangan terulur.

7.Dan dengan bertambahnya usia anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, Satu untuk menolong diri anda sendiri, Dan satu lagi untuk menolong orang lain.

8.Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.

9.Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di mana cinta dapat berkembang.

10.Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, Tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

"If I Fall In Love"

CINTA. Sebuah kata singkat yang memiliki makna luas. Walaupun belum
teridentifikasi secara pasti, namun eksistensi CINTA diakui oleh semua orang.
Al-Ghazali mengatakan CINTA itu ibarat sebatang kayu yang baik. Akarnya tetap di
bumi, cabangya di langit dan buahnya lahir batin, lidah dan anggota-anggota
badan. Ditujukan oleh pengaruh-pengaruh yang muncul dari CINTA itu dalam hati
dan anggota badan, seperti ditujukkanya asap dalam api dan ditunjukkanya buah
dan pohon.
CINTA sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. CINTA yang takkan bertempuk sebelah
tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi CINTA hamba-Nya. Dia berikan kita
CINTA kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin. Tapi CINTA itu tentu
porsinya tidak melebihi CINTA kita pada Allah, karena Allah mengatakan,
“Katakanlah! ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu,
kaum keluargamu, harta-benda yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatiri
akan merugi dan rumah tangga yang kamu senangi (manakala itu semua) lebih kamu
CINTAi dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjiha di jalan-Nya, maka tunggulah
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”
Prestasi kepahlawanan para pejuang tidak terlepas dari pengaruh CINTAnya seorang
pemuda kepada pemudi. Umar bin Abdul Aziz berhasil memenangkan pertarungan CINTA
sucinya kepada Allah dari pada CINTA tidak bertuannya kepada seorang gadis.
Tidak ada yang salah pada CINTA. Berusahalah menempatkannya pada tempat, waktu
dan sisi yang tepat.
Ya Allah, jika aku jatuh CINTA, CINTAkanlah aku pada seseorang yang melabuhkan
CINTAnya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk menCINTAi-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh CINTA, jagalah CINTAku padanya agar tidak melebihi
CINTAku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang CINTA semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui
syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati CINTA kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi
kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan
terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku
melampaui batas sehingga melupakan aku pada CINTA hakiki dan rindu abadi hanya
kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam CINTA
pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah CINTAnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan
nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan
keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

08 Januari 2007

BATU BESAR

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember.

Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"

Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!" Dosen bertanya kembali,

"Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkansekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalamember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu.

Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang emberini sudah penuh?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas,

"Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

"Belum!" sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda?

Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda ; atau semua yang berharga. Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya.

Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah"Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."

Rencana ALLAH pasti INDAH

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain dilantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut :

"Anakku,lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."

Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, " Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu."

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah,dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata,"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang

direncanakan, Sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari

atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah, "Allah, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab : " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah? "Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu dibumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.

"Subhanallah...

Beruntunglah orang2 yang mampu menjaring ayat indah Allah dari keruwetan hidup di dunia ini.Semoga Allah berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian2 dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amin.

Subhanallah, tulisan ini benar-benar membuka pikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang maha pengatur segala sesuatu di alam ini. Tulisan ini mengingatkan saya bahwa kendati pun manusia punya keinginan, tetapi Allah mempunyai keputusan yang tak mungkin dapat kita ubah. mari kita senantiasa bertawakkal kepada Nya.

Silahkan Anda memforward email ini ke orang lain, yang anda cintai dan teman-teman Anda, bagi dan berikanlah yang terbaik untuk mereka.

07 Januari 2007

Apakah kita akan seperti ini terhadap orangtua kita ...... ?

SEDIKIT RENUNGAN BUAT YANG MASIH PUNYA ORANG TUA DAN ATAU MERTUA............

Suatu hari seorang teman saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong. Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit2an. Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberi kan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit per hatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya. Sejak itu teman saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apa lagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung. Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita. Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?

When is the last time you chat to your parent ?

THEY NEED YOU !